<<Hari Ke-1
Senin, 25 Maret 2013, Jam 04:30 tapi mata masih saja susah untuk diajak melek, rasa kantuk yang berat membuat saya masih bermalas malasan di tempat tidur. 30 menit berlalu terpaksa harus bangun, karena harus segera check-out dan langsung menuju ke MRT Station untuk menuju express bus terminal. kurang lebih 40 Menit perjalanan dari Hongik University Station ke Express Bus Terminal Station.
Senin, 25 Maret 2013, Jam 04:30 tapi mata masih saja susah untuk diajak melek, rasa kantuk yang berat membuat saya masih bermalas malasan di tempat tidur. 30 menit berlalu terpaksa harus bangun, karena harus segera check-out dan langsung menuju ke MRT Station untuk menuju express bus terminal. kurang lebih 40 Menit perjalanan dari Hongik University Station ke Express Bus Terminal Station.
Karena semua barang di tas backpack sudah rapih, maka saya pun sudah tinggal membawanya segera setelah saya cuci muka dan sikat gigi. Menikmati sarapan didalam Guesthouse, walaupun dilarang tapi karena hanya mengkonsumsi makanan ringan saya rasa tidak masalah selama tidak membuat kamar kotor karena sisa makanan. Menu hari itu hanya dengan mengkonsumsi Oat cookies, roti coklat dan susu UHT ukuran kecil, lumayan untuk menambah tenaga dari pagi sampai siang hari. Semua makanan makanan tersebut dibawa dari jakarta karena sepertinya saya akan selalu dikejar dengan waktu yang sangat terbatas sehingga sarapan dengan menu yang simple sudah pasti diperlukan. Sarapan disediakan gratis di guesthouse tetapi baru tersedia jam 7 pagi itu pun kita harus menyiapkan sendiri.
Jam 05:45 meninggalkan guesthouse, karena checkout terlalu pagi sehingga tidak ada orang sama sekali yang melayani check-out, karena Mr.Young tidak tinggal di dalam Guesthouse. Untungnya Mr. Young menyediakan telepon dan Nomor telepon yang dapat dihubungi, memang sengaja ditinggalkan untuk para penghuni guesthouse jika ada keperluan dengan dirinya bisa langsung menelepon. Setelah menghubungi beliau saya segera bergegas keluar dari guesthouse menuju MRT Station dengan berjalan kaki kurang lebih 5 menit.
Pagi hari udara di luar guesthouse sungguh dingin sekali, untungnya sudah memakai baju yang tepat sehingga udara dingin yang begitu menusuk tulang tidak terasa terlalu dingin. Suasana di sekitar guesthouse terlihat sepi, hanya petugas kebersihan yang terlihat sedang menyapu jalan, tetapi beberapa restoran terlihat ramai dikunjungi orang, mungkin karena restoran tersebut 24 jam.
Tujuan MRT Station saya adalah Express Bus Terminal station, memakan waktu perjalanan kurang lebih 40 menit dari Hongik Station. Saat tiba di station tersebut saya langsung melihat penunjuk arah untuk menuju "Express Bus Terminal".
Waktu sudah menunjukkan jam 06:23 segera menuju loket pembelian tiket bis, untungnya saya sudah survey kemarin malam sehingga memudahkan saya menemukannya. Perjalanan saya menuju kota Sokcho, Jam berangkat paling awal adalah jam 06:30, namun sungguh disayangkan waktu saat sampai diloket pembelian tiket waktu menunjukkan jam 06:31 hanya terlewat 1 menit dari jam 06:30, pelayan yang menjual tiket di loket pun sudah tidak menjual tiket untuk jam tersebut. Akhirnya saya pun harus rela menunggu 1,5jam untuk naik bis yang berikutnya yang akan berangkat jam 08:00. Sebagai catatan untuk saya dan yang membaca blog ini, bahwa bis di Seoul benar benar menghargai waktu sehingga telat 1 menit pun mereka tidak akan menerima pembelian tiket lagi mungkin agar penumpang mendapatkan kenyamanan dan ketepatan waktu tiba di tujuan.
Tiket Seoul ke Sokcho pun sudah dibeli untuk keberangkatan jam 08:00, harga tiket sebesar 18.100 Won atau sekitar Rp. 163.000. Perusahaan otobus yang digunakan bernama Dongbu Express, informasi lengkap tentang PO Dongbu Express ada disini dan daftar kota kota tujuan di korea beserta tarif bis Express bisa lihat disini. Tiket dibeli di loket 1st Class, di tiket yang telah kita beli tertera jelas Tanggal dan jam Keberangkatan, Nomor kursi, Nama PO, dan Platform. yang harus kita perhatikan selain jam adalah nomor platform, kita harus mencari nomor platform atau nomor tempat pemberhentian bus. Tiket saya menunjukkan platform nomor 17, sehingga harus menunggu di ruang tunggu yang dekat dengan platform tersebut.
Jam 07:55 bis Dongbu Express sudah tiba di platform nomor 17, Supir segera membukakan pintu masuk bis dan bagasi, lalu turun untuk memeriksa karcis bagi penumpang yang akan naik karena tidak ada istilah kondektur di korea, mungkin kondektur itu hanya ada di Indonesia sepertinya.. hehe. Setelah masuk, saya langsung duduk di kursi baris pertama, saya lupa bahwa di tiket ada nomor kursinya. Tetapi karena sudah terlanjur duduk dan tidak ada yang mengklaim di kursi tersebut akhirnya tidak pindah. Jumlah penumpang hanya sekitar 7 orang saat itu, saya pikir akan menunggu penumpang lagi ternyata tidak. Supir bus segera masuk kedalam bis dan memerintahkan kepada seluruh penumpang agar mengenakan sabuk pengaman dan sepertinya dia juga menghitung jumlah penumpang, setelah selesai dan waktu pun sudah menunjukkan tepat pukul 08:00 bis pun langsung berangkat. Agak terkejut, karena baru kali ini menaiki bis yang jumlah penumpangnya sedikit tetapi bis tetap jalan tanpa menunggu perlu menunggu bis penuh. Mungkin karena mengalami beberapa pengalaman di jakarta yang tidak seperti itu dimana waktu masih bisa di "Negosiasi".
Keadaan didalam bus terbilang nyaman, walaupun kursinya terdapat sandaran kaki tapi menurut saya tidak se "Excellent" yang dibayangkan tetapi cukup nyaman untuk di tumpangi. Dengan formasi kursi 2-2, dan didalamnya disediakan hiburan TV satelit. Sebelum berangkat di layar TV LCD tersebut di Informasikan bahwa bis akan tiba di tujuan Sokcho Express Bus Terminal jam 11:12, lama perjalanan sekitar 3jam. Saat ditengah perjalanan bis akan berhenti di sebuah tempat peristirahatan selama 15menit, bagi para penumpang yang ingin ke toilet dan membeli makanan di persilahkan. Makan didalam bus dipersilahkan selama sampah tidak dibuang sembarangan didalam bus.
Perjalanan Seoul ke Sokcho berjarak sekitar 190 KM, selama perjalanan di suguhkan pemandangan yang cukup menarik. Setelah 2 Jam perjalanan, tiba tiba salju mulai terlihat di luar, sepertinya hari ini akan terjadi hujan salju. Untungnya salju tidak sampai terjadi badai tetapi terlihat cukup banyak salju yang turun saat itu dan belum juga berhenti saat saya tiba di Sokcho Express Bus Terminal.
Jam 11:05 sampai di Sokcho Express Bus Terminal, lalu saya keluar terminal untuk mencari Tourist Information Center yang berada tidak jauh dari terminal tersebut. Saya bertanya kepada staff yang ada disitu untuk mengetahui dimana letak halte bus lokal yang terdekat dari posisi saya berada saat itu. Ternyata letak halte bus tersebut tidak jauh, dengan hanya berjalan kaki (jangan menyeberang jalan) dan dihujani oleh salju saya menuju halte tersebut. Bentuk halte sudah berubah, tidak seperti yang saya lihat waktu searching info di beberapa blog.
Sampai di halte bus saya mencari bus No. 1 atau 1-1 atau 7 atau 7-1 untuk menuju ke Hostel. Hostel saya bernama The HouseHostel yang berada di daerah dekat Suboktop (수복탑), Untuk menuju ke tempat yang disebut suboktop ini agak sulit, karena selain patung yang disebut sebut sebagai tanda suboktop sulit terlihat karena pandangan saya pun tergangu karena tertutup hujan salju. Tarif bus sebesar 1.100 Won atau sekitar Rp. 10.000 untuk jarak dekat, dan ingat uang pas harus disiapkan karena harus memasukkan uang di kotak yang disediakan saat kita naik bis.
Saya bertanya letak Suboktop kepada seorang pria yang kira kira seumuran dengan saya, sayangnya saat ditanya dia ternyata tidak bisa berbahasa inggris. Walaupun tidak bisa berbahasa inggris tetapi ternyata orang tersebut antusias membantu mencari alamat tersebut dan berusaha dengan semampunya menjelaskan menggunakan bahasa inggris yang "standard" dicampur dengan bahasa korea, Untungnya juga saya membawa tulisan hangeul yang di print di kertas serta peta menuju hostel. Akhirnya orang tersebut memberhentikan bus di sebuah halte yang mungkin disebut sebagai daerah Suboktop. dan ternyata tidak jauh dari halte tersebut terlihat gedung dari kejauhan bertuliskan "The House Hostel" yang berada diseberang jalan. Saya pun berterima kasih kepada orang tersebut karena dia sampai rela turun dari bis untuk membantu saya mencarikan alamat. Sungguh menjadi pelajaran berharga, ternyata masih ada yang masih mau membantu orang yang tidak dikenal dengan kendala bahasa juga tapi tetap dilakukan dengan ikhlas. Cukup menyeberang jalan, dan jalan sekirar 100 meter saja untuk menuju hostel tersebut. Saya mengingat tempat ini patokannya GS-25 yang ada di depan jalan besar sebelum ke sebuah jalan kecil yang akan menuju hostel. Jarak dari GS-25 ke hostel mungkin hanya sekitar 100meter saja dari jalan besar.
Trail/Course yang saya ambil untuk hari ini adalah "Gwongeumseong Fortress" dan "Sinheungsa Temple", untuk mengakses puncak dari Gwongeumseong Fortress harus menggunakan Cable Car. Berikut ini denah beberapa Course/Trail di Seoraksan National Park yang dibuka untuk umum.
Untuk menuju Cable Car Gwongeumseong Fortress berjalan melewati patung beruang, lalu belok kekiri terlihat bangunan yang didominasi kaca, disanalah station untuk keberangkatan Cable Car.
Harga tiket Cable car adalah 9.000 won atau Rp. 81.000,- untuk tiket PP. Lama perjalanan menggunakan cable car untuk menuju puncak Gwongeumseong Fortress kurang lebih 10 menit.
Sayangnya puncak dari Gwongeumseong ini hampir semuanya tertutup salju, sehingga sulit sekali jika ingin naik ke puncak tersebut. Padahal dari puncak tersebut pemandangan nya sangat bagus sekali.
Tujuan MRT Station saya adalah Express Bus Terminal station, memakan waktu perjalanan kurang lebih 40 menit dari Hongik Station. Saat tiba di station tersebut saya langsung melihat penunjuk arah untuk menuju "Express Bus Terminal".
Waktu sudah menunjukkan jam 06:23 segera menuju loket pembelian tiket bis, untungnya saya sudah survey kemarin malam sehingga memudahkan saya menemukannya. Perjalanan saya menuju kota Sokcho, Jam berangkat paling awal adalah jam 06:30, namun sungguh disayangkan waktu saat sampai diloket pembelian tiket waktu menunjukkan jam 06:31 hanya terlewat 1 menit dari jam 06:30, pelayan yang menjual tiket di loket pun sudah tidak menjual tiket untuk jam tersebut. Akhirnya saya pun harus rela menunggu 1,5jam untuk naik bis yang berikutnya yang akan berangkat jam 08:00. Sebagai catatan untuk saya dan yang membaca blog ini, bahwa bis di Seoul benar benar menghargai waktu sehingga telat 1 menit pun mereka tidak akan menerima pembelian tiket lagi mungkin agar penumpang mendapatkan kenyamanan dan ketepatan waktu tiba di tujuan.
Tiket Seoul ke Sokcho pun sudah dibeli untuk keberangkatan jam 08:00, harga tiket sebesar 18.100 Won atau sekitar Rp. 163.000. Perusahaan otobus yang digunakan bernama Dongbu Express, informasi lengkap tentang PO Dongbu Express ada disini dan daftar kota kota tujuan di korea beserta tarif bis Express bisa lihat disini. Tiket dibeli di loket 1st Class, di tiket yang telah kita beli tertera jelas Tanggal dan jam Keberangkatan, Nomor kursi, Nama PO, dan Platform. yang harus kita perhatikan selain jam adalah nomor platform, kita harus mencari nomor platform atau nomor tempat pemberhentian bus. Tiket saya menunjukkan platform nomor 17, sehingga harus menunggu di ruang tunggu yang dekat dengan platform tersebut.
Jam 07:55 bis Dongbu Express sudah tiba di platform nomor 17, Supir segera membukakan pintu masuk bis dan bagasi, lalu turun untuk memeriksa karcis bagi penumpang yang akan naik karena tidak ada istilah kondektur di korea, mungkin kondektur itu hanya ada di Indonesia sepertinya.. hehe. Setelah masuk, saya langsung duduk di kursi baris pertama, saya lupa bahwa di tiket ada nomor kursinya. Tetapi karena sudah terlanjur duduk dan tidak ada yang mengklaim di kursi tersebut akhirnya tidak pindah. Jumlah penumpang hanya sekitar 7 orang saat itu, saya pikir akan menunggu penumpang lagi ternyata tidak. Supir bus segera masuk kedalam bis dan memerintahkan kepada seluruh penumpang agar mengenakan sabuk pengaman dan sepertinya dia juga menghitung jumlah penumpang, setelah selesai dan waktu pun sudah menunjukkan tepat pukul 08:00 bis pun langsung berangkat. Agak terkejut, karena baru kali ini menaiki bis yang jumlah penumpangnya sedikit tetapi bis tetap jalan tanpa menunggu perlu menunggu bis penuh. Mungkin karena mengalami beberapa pengalaman di jakarta yang tidak seperti itu dimana waktu masih bisa di "Negosiasi".
Platform bis di Seoul Express Bus Terminal
Keadaan didalam bus terbilang nyaman, walaupun kursinya terdapat sandaran kaki tapi menurut saya tidak se "Excellent" yang dibayangkan tetapi cukup nyaman untuk di tumpangi. Dengan formasi kursi 2-2, dan didalamnya disediakan hiburan TV satelit. Sebelum berangkat di layar TV LCD tersebut di Informasikan bahwa bis akan tiba di tujuan Sokcho Express Bus Terminal jam 11:12, lama perjalanan sekitar 3jam. Saat ditengah perjalanan bis akan berhenti di sebuah tempat peristirahatan selama 15menit, bagi para penumpang yang ingin ke toilet dan membeli makanan di persilahkan. Makan didalam bus dipersilahkan selama sampah tidak dibuang sembarangan didalam bus.
Perjalanan Seoul ke Sokcho berjarak sekitar 190 KM, selama perjalanan di suguhkan pemandangan yang cukup menarik. Setelah 2 Jam perjalanan, tiba tiba salju mulai terlihat di luar, sepertinya hari ini akan terjadi hujan salju. Untungnya salju tidak sampai terjadi badai tetapi terlihat cukup banyak salju yang turun saat itu dan belum juga berhenti saat saya tiba di Sokcho Express Bus Terminal.
Jam 11:05 sampai di Sokcho Express Bus Terminal, lalu saya keluar terminal untuk mencari Tourist Information Center yang berada tidak jauh dari terminal tersebut. Saya bertanya kepada staff yang ada disitu untuk mengetahui dimana letak halte bus lokal yang terdekat dari posisi saya berada saat itu. Ternyata letak halte bus tersebut tidak jauh, dengan hanya berjalan kaki (jangan menyeberang jalan) dan dihujani oleh salju saya menuju halte tersebut. Bentuk halte sudah berubah, tidak seperti yang saya lihat waktu searching info di beberapa blog.
Sampai di halte bus saya mencari bus No. 1 atau 1-1 atau 7 atau 7-1 untuk menuju ke Hostel. Hostel saya bernama The HouseHostel yang berada di daerah dekat Suboktop (수복탑), Untuk menuju ke tempat yang disebut suboktop ini agak sulit, karena selain patung yang disebut sebut sebagai tanda suboktop sulit terlihat karena pandangan saya pun tergangu karena tertutup hujan salju. Tarif bus sebesar 1.100 Won atau sekitar Rp. 10.000 untuk jarak dekat, dan ingat uang pas harus disiapkan karena harus memasukkan uang di kotak yang disediakan saat kita naik bis.
Saya bertanya letak Suboktop kepada seorang pria yang kira kira seumuran dengan saya, sayangnya saat ditanya dia ternyata tidak bisa berbahasa inggris. Walaupun tidak bisa berbahasa inggris tetapi ternyata orang tersebut antusias membantu mencari alamat tersebut dan berusaha dengan semampunya menjelaskan menggunakan bahasa inggris yang "standard" dicampur dengan bahasa korea, Untungnya juga saya membawa tulisan hangeul yang di print di kertas serta peta menuju hostel. Akhirnya orang tersebut memberhentikan bus di sebuah halte yang mungkin disebut sebagai daerah Suboktop. dan ternyata tidak jauh dari halte tersebut terlihat gedung dari kejauhan bertuliskan "The House Hostel" yang berada diseberang jalan. Saya pun berterima kasih kepada orang tersebut karena dia sampai rela turun dari bis untuk membantu saya mencarikan alamat. Sungguh menjadi pelajaran berharga, ternyata masih ada yang masih mau membantu orang yang tidak dikenal dengan kendala bahasa juga tapi tetap dilakukan dengan ikhlas. Cukup menyeberang jalan, dan jalan sekirar 100 meter saja untuk menuju hostel tersebut. Saya mengingat tempat ini patokannya GS-25 yang ada di depan jalan besar sebelum ke sebuah jalan kecil yang akan menuju hostel. Jarak dari GS-25 ke hostel mungkin hanya sekitar 100meter saja dari jalan besar.
Sekitar jam 11:45 tiba di hostel, saya membayar kekurangan uang sewa hostel sebesar 40.000 Won atau sekitar Rp. 360.000. Saya menginap di The HouseHostel selama 2 hari karena memilih beberapa trail/course di Seoraksan National Park yang tidak bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 hari. Setelah check-in pemilik hostel memberikan sebuah peta kota Sokcho yang lengkap dengan info tempat tempat wisatanya. Dengan ramah Mr.Yoo pemilik hostel memberikan saran tempat tempat yang dapat dikunjungi di sekitar Sokcho. Setelah selesai mendengarkan petunjuknya saya pun langsung menuju kamar. Kamar yang ada di househostel tidak ada dormitory, jadi hanya bisa memilih "basic private ensuite". Lumayan untuk sebuah kamar murah dengan beberapa perlengkapan seperti TV, Penghangat badan dan Kamar mandi di dalam kamar. Informasi tentang the house hostel bisa dilihat disini. Melalui website tersebut kita bisa melihat informasi hostel dan reservasi, tetapi saya reservasi tidak melalui website hostel tersebut tetapi melalui hostelworld.com.
Jam 13:00 setelah selesai membereskan barang barang didalam kamar dan sedikit makan snack untuk mengganjal perut langsung keluar Hostel untuk menuju Seoraksan National Park. Dengan menaiki bis lokal No.7 atau 7-1, Karena hanya 2 bis ini yang akan berhenti di halte terakhir persis di dekat Pintu masuk Seoraksan National Park, tarif bis sebesar 1.100 won atau sekitar Rp.10.000,-. Kita harus menyiapkan uang pas karena uang harus dimasukkan kedalam kotak yang disediakan sebelum menaiki bis. Lama perjalanan dari hostel menuju ke Seoraksan National Park sekitak 40menit.
Sekitar jam 13:40 sampai di halte pemberhentian terakhir, dengan berjalan kaki kurang lebih 50 Meter untuk menuju loket pembelian tiket masuk. Harga tiket masuk kedalam Seoraksan National Park sebesar 3.500 won atau sekitar Rp.32.000,-.
Tidak jauh dari tempat pembelian tiket atau didalam area Seoraksan National Park ada sebuah hotel yang bernama "Seoraksan Tourist Hotel", pasti bertanya tanya kenapa saya tidak menginap disini saja apalagi berada di dalam area Seoraksan National Park. Jawabannya sudah pasti adalah karena harga sewa nya yang mahal. Harga sewa per kamar nya sekitar Rp.600.000 dan menurut saya hostel tempat saya menginap masih layak untuk dipertimbangkan dan tentunya jauh lebih murah. Mungkin keuntungan menginap di "Seoraksan Tourist Hotel" kita tidak membayar tiket masuk lagi, karena memang berada didalam area Seoraksan National Park. Dengan harga tiket masuk tidak terlalu mahal, sehingga tidak ada alasan pentinf harus menginap di hotel tersebut. Tetapi bagi yang membutuhkan berminat menginap disini dan membutuhkan info "Seoraksan Tourist Hotel" bisa klik disini
Cuaca saat itu masih terbilang banyak hujan saljunya, karena saya tidak membawa sarung tangan sama sekali dari jakarta, dan juga udara semakin lama semakin dingin mengharuskan saya membeli sarung tangan. Harga sarung tangan 3.000 won atau sekitar Rp. 27.000,-. Tidak jauh dari tempat pembelian tiket ada sebuah toko yang menjual berbagai macam perlengkapan mendaki di musim dingin, tetapi dengan harga yang relatif tidak mahal kita bisa menebak kualitasnya kurang dapat diandalkan.Sekitar jam 13:40 sampai di halte pemberhentian terakhir, dengan berjalan kaki kurang lebih 50 Meter untuk menuju loket pembelian tiket masuk. Harga tiket masuk kedalam Seoraksan National Park sebesar 3.500 won atau sekitar Rp.32.000,-.
Seoraksan National Park "Tiket Masuk" |
Seoraksan Tourist Hotel |
Trail/Course yang saya ambil untuk hari ini adalah "Gwongeumseong Fortress" dan "Sinheungsa Temple", untuk mengakses puncak dari Gwongeumseong Fortress harus menggunakan Cable Car. Berikut ini denah beberapa Course/Trail di Seoraksan National Park yang dibuka untuk umum.
Station Cable Car |
Didalam Cable Car |
Tujuan Cable Car Gwongeumseong Fortress |
Sayangnya puncak dari Gwongeumseong ini hampir semuanya tertutup salju, sehingga sulit sekali jika ingin naik ke puncak tersebut. Padahal dari puncak tersebut pemandangan nya sangat bagus sekali.
Puncak Gwongeumseong tertutup Salju |
Puncak Gwongeumseong bersih dari Salju (Sumber:Visitkorea.co.kr) |
Berada di Gwongeumseong Fortress tidak terlalu lama hanya sekitar 1jam saja, menikmati salju yang terus menerus turun... maklum di Jakarta kan emang gak ada salju jadi gak ada salahnya norak dikit... =D hehe...
Setelah puas menikmati indahnya salju, saya kembali kebawah dengan menggunakan Cable car lagi. Trail/Course berikutnya adalah Sinheungsa Temple, sebenarnya ini bukan trail utama karena kuil ini sudah pasti dilewati jika kita akan menuju ke Biryeong falls, Ulsanbawi dan Hendeulbawi dan beberapa course/trail lainnya.
Sinheungsa Temple adalah kuil Budha yang berada di Seoraksan National Park, Kuil ini dibangun pada tahun 590 oleh Jajangyulsa. Kuil ini dulunya bernama HyangSeongSa. Menurut catatan sejarah kuil ini pernah mengalami beberapa kali pengrusakan dan akhirnya dibangun kembali. Yang terkenal dari kuil ini adalah adanya patung Budha raksasa yang terbuat dari perunggu setinggi 14.6 Meter dengan berat 108ton. Kalau dari pintu masuk Seoraksan National Park kuil ini bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki 10 menit saja.
Tempat untuk membeli dupa bagi yang akan sembahyang |
Tidak jauh dari patung Budha tersebut kita dapat menjumpai Kuil Sinheungsa.
Setelah melihat lihat disekitar Sinheungsa Temple cukup lama kini waktunya balik ke hostel, sebenarnya Itinerary yang saya buat setelah Sinheungsa Temple ada menuju ke Biryeong Falls tetapi karena salju yang semakin tebal dan juga air terjun nya gak bakalan ada karena tertutup salju maka terpaksa harus dibatalkan.
Sebelum balik ke hostel saya mencari makanan yang cukup mengenyangkan dan sedikit menghangatkan badan. Persis dekat Seoraksan Tourist Hostel ada beberapa restoran restoran yang menjual berbagai macam makanan khas Korea, tetapi saya memilih yang tidak menggunakan daging seperti mie ramen. Semangkuk besar mie ini dijual cukup mahal yaitu 5.000 won atau sekitar Rp.45.000,-. Mie ramen dengan potongan Nori/Rumput laut cukup mengenyangkan perut. Selain ramen pelayan restaurant juga menawarkan kimchi secara cuma cuma. Kimchi adalah menu khas korea yang pasti ada setiap kali menyantap makanan, Kimchi terbuat dari sayur sayuran yang di fermentasi dan diolah sedemikian rupa. Rasa dari kimchi ini agak kecut tapi segar bila dimakan. Maka dari tak heran diberikan secara cuma cuma karena kimchi memang makanan wajib bagi orang korea.
Setelah melihat lihat disekitar Sinheungsa Temple cukup lama kini waktunya balik ke hostel, sebenarnya Itinerary yang saya buat setelah Sinheungsa Temple ada menuju ke Biryeong Falls tetapi karena salju yang semakin tebal dan juga air terjun nya gak bakalan ada karena tertutup salju maka terpaksa harus dibatalkan.
Sebelum balik ke hostel saya mencari makanan yang cukup mengenyangkan dan sedikit menghangatkan badan. Persis dekat Seoraksan Tourist Hostel ada beberapa restoran restoran yang menjual berbagai macam makanan khas Korea, tetapi saya memilih yang tidak menggunakan daging seperti mie ramen. Semangkuk besar mie ini dijual cukup mahal yaitu 5.000 won atau sekitar Rp.45.000,-. Mie ramen dengan potongan Nori/Rumput laut cukup mengenyangkan perut. Selain ramen pelayan restaurant juga menawarkan kimchi secara cuma cuma. Kimchi adalah menu khas korea yang pasti ada setiap kali menyantap makanan, Kimchi terbuat dari sayur sayuran yang di fermentasi dan diolah sedemikian rupa. Rasa dari kimchi ini agak kecut tapi segar bila dimakan. Maka dari tak heran diberikan secara cuma cuma karena kimchi memang makanan wajib bagi orang korea.
Selesai menyantap semangkuk ramen, waktunya pulang. Seperti sebelumnya saya menuju ke Halte bus yang berada di luar pintu masuk Seoraksan National Park. Cukup lama sekitar 10 menit menunggu bis datang, jangan lupa menyiapkan uang pas untuk ongkos bis ini sebesar 1.100 won. Bila ditanya oleh supir bus bilang saja Suboktop, karena memang di daerah itu saya berhenti. Bis hanya berhenti sebentar menunggu penumpang lalu segera berangkat lagi, saat itu hanya cuma sekitar 4 orang termasuk saya yang naik bis tersebut. FYI jangan lupa saat naik bis harus masuk dari pintu depan dan keluar dari pintu tengah. Didalam bis terdapat tombol alarm untuk memberhentikan bis letaknya dekat jendela dan jumlahnya banyak, Supir bis tidak akan mau berhenti jika bukan di halte bus walaupun kita sudah memencet alarm tersebut dan juga jangan dadakan memencet tombol jika mau berhenti di sebuah halte, pastikan jauh jauh sebelum halte kita akan turun sudah memencet tombol sehingga supir tidak akan berhenti secara mendadak.
Sekitar jam 18:00 sampai di hostel beristirahat sebentar lalu mandi, karena badan juga sudah capek sehabis mandi saya langsung tertidur pulas, ketika bangun jam sudah menunjukkan pukul 21:00. Perut tiba tiba keroncongan akhirnya saya keluar hostel menuju GS25 untuk membeli roti yang agak besar seharga 2.000 won (Rp. 18.000,-) dan air mineral seharga 800 won (Rp.7.200,-), menu sederhana untuk menghemat biaya.. hehe... Sesaat setelah makan seperti biasa facebookan untuk upload foto foto melalui tablet menggunakan free wifi hostel. Tidur kembali jam 23:00 karena besok saya akan menuju ke Ulsanbawi pagi pagi sekali, dan kabar baiknya menurut pemilik hostel esok harinya tidak akan ada salju karena hari ini adalah salju terakhir di sokcho.
Total Pengeluaran untuk Hari - 2 (dalam Rp.) :
Keterangan | Pengeluaran (Rp.) |
---|---|
Express Bus Seoul - Sokcho | Rp. 163.000 |
Local Bus No. 7-1 ke Hostel | Rp. 10.000 |
Bayar Guesthouse | Rp. 360.000 |
Local Bus No. 7-1 ke Seoraksan | Rp. 10.000 |
Tiket Seoraksan | Rp. 32.000 |
Tiket Cable Car | Rp. 81.000 |
Local Bus No. 7-1 ke Hostel | Rp. 10.000 |
Roti dan air mineral | Rp. 25.200 |
TOTAL : | Rp. 691.200 |
0 komentar:
Post a Comment