Sehari sebelum keberangkatan saya telah mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk trip ke korea kali ini kedalam sebuah tas backpack berukuran 65liter. Mengingat suhu di Korea saat itu masih sekitar 0 - 3 derajat Celcius, makanya saya membawa beberapa perlengkapan seperti baju yg agak tebal, Jaket anti angin, kaos kaki, kupluk, baff outdoor dan tidak lupa obat obatan seperti tolak angin, obat flu dan demam, obat diare dan plester luka. Mengapa obat-obatan? Karena berada di suatu negara yang kondisi cuaca nya berbeda dengan di negara kita maka obat obatan itu sangat penting, dimana kondisi tubuh kita pastinya tidak terbiasa dengan cuaca yang jauh berbeda, penyakit Flu dan diare sering sekali menjadi penyakit langganan.
Memesan bagasi AirAsia adalah keharusan, karena tiket AirAsia tidak beserta bagasi, Saya memilih ukuran bagasi yang paling kecil yaitu 15 Kg. Walaupun penerbangan AirAsia tujuan Jakarta - Seoul adalah connecting flight atau penerbangan tersambung, tetapi untuk urusan bagasi tetap harus membeli masing masing rute. Yaitu penerbangan Jakarta - LCCT dan LCCT - Incheon. Sebagai catatan penerbangan AirAsia regular dengan AirAsia X memiliki biaya yang berbeda untuk urusan Bagasi, ini dikarenakan AirAsia X adalah penerbangan jarak jauh.
Sebagai perbandingan bagasi AirAsia Regular dengan AirAsia X:
Bagasi 15 Kg dari Jakarta - LCCT Kuala Lumpur Rp.105.000,-
Bagasi 15 Kg dari LCCT Kuala Lumpur - Incheon Rp. 165.000,-
Dua jenis bagasi yang memiliki ukuran sama tetapi berbeda tarif, saran saya kalau memang cuma membawa barang sedikit sebaiknya gunakan backpack ukuran kecil sekitar 40 Liter sehingga tidak perlu memesan bagasi karena masih bisa dimasukkan dalam kabin pesawat.
Memesan bagasi AirAsia adalah keharusan, karena tiket AirAsia tidak beserta bagasi, Saya memilih ukuran bagasi yang paling kecil yaitu 15 Kg. Walaupun penerbangan AirAsia tujuan Jakarta - Seoul adalah connecting flight atau penerbangan tersambung, tetapi untuk urusan bagasi tetap harus membeli masing masing rute. Yaitu penerbangan Jakarta - LCCT dan LCCT - Incheon. Sebagai catatan penerbangan AirAsia regular dengan AirAsia X memiliki biaya yang berbeda untuk urusan Bagasi, ini dikarenakan AirAsia X adalah penerbangan jarak jauh.
Sebagai perbandingan bagasi AirAsia Regular dengan AirAsia X:
Bagasi 15 Kg dari Jakarta - LCCT Kuala Lumpur Rp.105.000,-
Bagasi 15 Kg dari LCCT Kuala Lumpur - Incheon Rp. 165.000,-
Dua jenis bagasi yang memiliki ukuran sama tetapi berbeda tarif, saran saya kalau memang cuma membawa barang sedikit sebaiknya gunakan backpack ukuran kecil sekitar 40 Liter sehingga tidak perlu memesan bagasi karena masih bisa dimasukkan dalam kabin pesawat.
Saya selalu membawa timbangan digital ini untuk mengukur berat tas, berguna sekali saat pulang bepergian baik dari luar negeri maupun dalam negeri, karena biasanya bawaan kita selalu lebih berat dibandingkan saat kita berangkat karena banyaknya barang barang belanjaan atau oleh oleh untuk keluarga dan teman.
Hari Sabtu 23 Maret 2013 adalah keberangkatan saya ke Korea, tetapi saya harus masuk kantor sebentar karena sesuatu hal dan setelah itu langsung menuju pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua untuk menukarkan Won Korea. Saya menukarkan uang sebanyak 480.000 Won atau sekitar Rp. 4.320.000,- sebelumnya sudah menukarkan sebanyak 105.000 Won. Jadi total uang yang dibawa sekitar 585.000 Won atau Rp.5.265.000,-
Bagi yang mau menukarkan uangnya, di mangga dua banyak sekali Money Changer yang menawarkan rate cukup murah. Waktu itu mengecek di beberapa Money Changer terkenal di daerah Gajah Mada, Gunung Sahari dan Kwitang mereka rata rata menjual Won Korea Rp.9,4 - Rp. 9,8 untuk 1 Won, tetapi di mangga dua dijual dengan harga Rp.8,9 - Rp.9,0 per 1 Won. Mungkin saya rekomendasi Sahabat Valas, lantai 3 ITC Mangga Dua, ga bermaksud promosi ya... cuma di tempat ini yang paling ramai dan paling bersaing nilai tukarnya.
Hari Sabtu 23 Maret 2013 adalah keberangkatan saya ke Korea, tetapi saya harus masuk kantor sebentar karena sesuatu hal dan setelah itu langsung menuju pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua untuk menukarkan Won Korea. Saya menukarkan uang sebanyak 480.000 Won atau sekitar Rp. 4.320.000,- sebelumnya sudah menukarkan sebanyak 105.000 Won. Jadi total uang yang dibawa sekitar 585.000 Won atau Rp.5.265.000,-
Jam 15:30 saya berangkat dari Terminal Kampung Rambutan menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Menggunakan bus Damri dengan tarif Rp.25.000,- + Biaya Peron Terminal Rp.1.000 ("Katanya"). Bis Damri yang ada sekarang lumayan lebih bagus bila dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dengan disediakannya free wifi di dalam bus menjadikan bis ini layak untuk digunakan sebagai alternatif transportasi murah dan nyaman menuju ke bandara. Informasi SSID wifi disediakan didalam bus beserta passwordnya.
Jam 16:30 sampai di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, langsung menuju ke dalam gedung terminal untuk menyerahkan Bagasi di Counter "Drop Baggage". Karena sebelumnya saya sudah check in via web, jadi tidak perlu check in lagi hanya menyerahkan bagasi saja, tetapi tetap saja namanya antrian untuk menyerahkan bagasi tetap ada, malah beberapa orang masih banyak yang kelebihan berat bagasi sehingga harus membongkar dan mengurangi isi tas nya dan tentunya hal ini memperlambat proses penyerahan bagasi. Setelah menyerahkan bagasi kita harus membayar Airport Tax untuk penerbangan Internasional sebesar Rp.150.000,- per orang. Sebagai tambahan karena penerbangan saya adalah "Connecting Flight" jadi saya serahkan print boarding pass dua duanya baik yang Jakarta - LCCT dan LCCT - Incheon dan beritahu staff bahwa penerbangan kita adalah Connecting Flight karena tas kita yang masuk bagasi akan diberikan tanda stiker khusus seperti dibawah ini:
Jam 17:00 saatnya menuju ke Imigrasi, seperti biasa antrian sudah panjang, untung saat ini sudah tidak menggunakan NPWP lagi untuk mendapatkan free fiskal, karena sekarang biaya fiskal sudah dihapuskan. Flashback beberapa tahun yang lalu saat masih menggunakan NPWP untuk mendapatkan free FISKAL saja harus membawa Copy NPWP + Paspor dilampirkan beserta aslinya dan yang pasti proses ini juga mengantri sehingga banyak sekali membuang waktu sebelum sampai di Imigrasi yang memang terkenal paling panjang antriannya. Kalau tidak mau mengantri free fiskal maka diharuskan membayar biaya fiskal sebesar Rp.2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) lumayan kan biayanya, Makanya banyak orang yang rela mengantri demi mendapatkan free biaya fiskal tersebut. Jadi inget saat itu banyak yang rela daftar ke kantor pajak hanya untuk mendapatkan NPWP demi mendapat free fiskal tersebut, karena saat itu banyak sekali promo penerbangan murah ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sehingga orang banyak yang tertarik untuk pergi ke luar negeri.
Jam 17:30 menuju ruang tunggu, pesawat boarding jam 18:30 karena pesawat AirAsia yang akan saya tumpangi adalah penerbangan yang berasal dari Singapura mengalami keterlambatan, sehingga berimbas kepada mundurnya waktu keberangkatan saya sehingga penerbangan saya pun harus di re-schedule hingga jam 19:15
Jam 19:15 pesawat berangkat, dan sampai di LCCT Kuala Lumpur jam 21:00 waktu Jakarta atau jam 22:00 waktu Malaysia. Keluar dari pesawat kita menuju ke terminal kedatangan LCCT dengan berjalan kaki, sesampainya di Gedung Terminal kita belok Kiri ada petunjuk tulisan "TRANSFER INT'L" / "Transfer Antarbangsa". Ingat, Jangan jalan lurus naik eskalator, karena itu akan menuju Imigrasi. Kita tidak perlu ke Imigrasi ataupun khawatir tentang bagasi kita, karena mereka (pihak AirAsia) akan mengaturnya. Yang perlu kita lakukan setelah belok kiri menuju ke Loket Transfer Antar bangsa, sebelumnya ada pemeriksaan X-RAY untuk tas dan bawaan kita, setelah itu perhatikan Tanda tulisan di loket, pilih loket yang bertanda "AIRASIA X" bukan "QZ/AK/FD". Serahkan passport dan boarding pass penerbangan lanjutan, waktu itu saya menyerahkan boarding pass dari LCCT ke Incheon. Setelah itu kita akan diberikan boarding pass baru seperti gambar dibawah.
Segera Jalan menuju Gate yang tertulis di boarding pass tersebut dan kita tinggal menunggu di tempat yang telah disediakan. Suasana terminal LCCT saat itu cukup ramai walaupun waktu sudah larut malam.
Kuala Lumpur ke Seoul ditempuh selama kurang lebih 6 jam 20 Menit. Lumayan agak lama dan melelahkan, tetapi karena memang sudah malam saya pun tertidur lelap selama penerbangan berlangsung. terbangun dari tidur kira kira satu jam sebelum mendarat, itu pun karena saya ingin buang air kecil... hehe.
Tapi ada satu hal yang terlewatkan disini, ternyata saya tidak diberikan kartu kedatangan atau "Arrival Card" dan "Custom Declaration Card" oleh flight attendant / pramugari AirAsia, mungkin karena saat sedang diberikan saya sedang tertidur lelap. Sewaktu menuju toilet ternyata dekat dengan suatu ruangan kecil untuk pramugari, yang kebetulan disana terlihat ada "Arrival Card" dan "Custom Declaration Card" langsung saja saya memintanya. Segera setelah dari toilet saya mengisi arrival card tersebut, o iya jangan lupa selalu membawa pulpen saat kita keluar negeri karena ini termasuk barang yang lumayan diperlukan untuk mengisi arrival card dan sejenisnya.
Minggu 24 Maret 2013 Jam 07:55 waktu Seoul (GMT +8), saya sampai di Incheon International Airport, suasana airport terlihat tidak begitu ramai. Tampilan didalam airport sekilas tidak begitu mewah bila dibandingkan Changi Airport. Mengingat ini adalah airport terbaik No.3 setelah Changi di Singapura dan HKIA di Hongkong.
Handphone blackberry saya nyalakan saat sampai di gedung terminal, dengan menggunakan kartu XL tetap bisa mengakses blackberry di korea, dengan mitra roaming operator XL adalah KT (Korea Telecom) atau OLLEH. Promosi XL pascabayar seperti free Internet akses/ Blackberry selama 1 hari di Korea dan hari berikutnya berbayar Rp. 25.000 unlimited. Syaratnya kita juga harus sudah berlangganan di Indonesia salah satu paket tersebut (Internet Hotrod 3G+/ Blackberry Unlimited). Terus terang promosi ini sangat membantu berhemat untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman di Indonesia baik menggunakan Whatsapp maupun BBM, karena telepon dan sms jelas tidak digunakan sama sekali untuk menghindari biaya roaming yang mahal.
Untuk menuju ke area Kedatangan Penumpang/Arrival kita akan melalui eskalator horizontal yang lumayan panjang dan banyak, lalu dilanjutkan menggunakan Shuttle Train, sejenis Sky Train milik Changi Airport. Setelah tiba di Area Kedatangan/Arrival saya langsung menuju ke Loket Imigrasi, proses imigrasi di Korea mengharuskan kita scan Fingerprint 2 jari telunjuk kiri dan kanan dan Foto wajah setelah itu tentunya petugas imigrasi memberi Stample di Visa kita. Setelah proses imigrasi selesai langsung menuju ke "Baggage Claim" / Pengambilan bagasi. Tidak lama kemudian tas backpack saya keluar dari ban berjalan langsung segera mengambil dan keluar dari area tersebut. Serahkan kartu "Custom Declaration Card" yang telah diisi ke Petugas saat keluar dari area pengambilan bagasi.
Tujuan pertama langsung menuju ke Seoulwise Guesthouse di Hongik, saya lebih memilih menggunakan AREX atau Airport Express yang langsung terintegrasi dengan Metro Subway atau Seoul MRT. Ada 2 jenis AREX disini yaitu Express dan Non Express/Commuter. Untuk AREX yang Express tidak berhenti di beberapa station, karena berangkat dari Incheon Airport langsung menuju ke pemberhentian terakhir Seoul Station (yang terkoneksi MRT Line 1,4 dan Gyeongbu Line), karena saya akan berhenti di Hongik University Station maka saya memilih yang Non-Express/ Commuter AREX.
Gambar diatas adalah Gate berwarna biru jika kita ingin menggunakan Express AREX dan di sisi sebaliknya untuk yang AREX Non-Express/Commuter tandanya Gate diberi warna Orange.
Gambar diatas adalah Tiket AREX dan slip pembelian tiket yang dapat dibeli di depan gate menggunakan mesin otomatis, pilih menu berbahasa inggris dan pilih stasiun tempat kita berhenti. Jangan khawatir jika tidak punya uang pas, karena kembalian akan dikeluarkan di mesin tersebut. Tarif sampai di Hongik University Station sebesar 4.450 Won atau sekitar Rp.41.000 perjalanan ini memakan waktu sekitar 50 menit.
Sekitar jam 09:30 saya sampai di Hongik University Station, sesuai petunjuk Guesthouse bahwa saya diharuskan keluar di EXIT nomor 2 untuk menuju hostel. Sebelum saya menuju hostel saya teringat harus membeli T-Money (Kartu MRT "Multiple Journey"), karena jika membeli "Single Journey" Tiket yang hanya untuk sekali pakai pasti banyak membuang waktu, karena kita harus meluangkan waktu untuk membeli tiket dan refund tiket. Jika lancar mungkin gak terlalu berpengaruh tapi kalau harus mengantri panjang di mesin tiket otomatis tentunya banyak merugikan waktu kita. Sebagai info tambahan tempat saya menginap "Seoulwise Guesthouse" menyediakan T-Money untuk dipinjamkan bagi yang tidak ingin membeli kartu ini, kurang tahu harus berapa biaya sewa kartunya, karena saya sengaja membeli tiket ini untuk disimpan sebagai kenang kenangan ... hehe.
T-Money banyak dijual di beberapa convenience store/Minimarket seperti GS-25 ataupun 7Eleven dengan harga 3.000 Won atau sekitar Rp. 27.000 dengan keadaan kartu kosong/ tanpa isi. Untuk mengisi bisa dilakukan di stasiun MRT menggunakan mesin otomatis. Petunjuk isi ulang kartu bisa dilihat di link berikut
Tips: Jika bingung dengan petunjuk menuju hostel yang hanya berupa peta 2 dimensi, saya biasanya menggunakan google maps dengan fitur map 3 dimensinya dimana kita bisa langsung melihat tempat tujuan secara virtual sehingga membuat kita lebih familiar dengan tempat tersebut dan tidak membingungkan saat mencari lokasi hostel di lokasi sebenarnya.
Seoulwise Guesthouse, inilah nama tempat tinggal saya. Guesthouse ini sangat mudah dicari dan dekat dengan stasiun MRT. Mr. Young pemilik guesthouse ini orangnya sangat ramah. Waktu itu saya tiba jam 10:00 pagi dan waktu check-in tentunya masih lama tetapi beliau sudah mengijinkan check-in. Kondisi guesthouse yang bersih dan nyaman ini membuat kita betah tinggal disini. Pada saat masuk guesthouse kita diharuskan melepaskan sepatu atau sandal dan menggantinya dengan sandal yang disediakan. Setelah menyelesaikan sisa pembayaran sewa guesthouse sebesar 19.800 won atau sekitar Rp.180.000 saya langsung membawa tas ke kamar.
Sebelum menuju kamar Mr.Young memberikan petunjuk menggunakan berbagai alat alat rumah tangga yang ada di guesthouse. Karena ini adalah guesthouse maka semua perabotan rumah tangga tersedia (seperti Dispenser, Coffee Maker, Microwave, Mesin cuci dan lainnya) untuk digunakan seluruh penghuni guesthouse secara bersama-sama. Kamar yang saya gunakan berada dilantai 2 dan merupakan kamar dormitory yang berisi 4 orang (Mixed dormitory), kebetulan saat itu penghuninya hanya baru saya saja jadi berasa private room ... hehe. beginilah kondisi didalam kamar. Seoulwise guesthouse memiliki website sendiri disini dan facebook fanpage disini.
Tujuan pertama langsung menuju ke Seoulwise Guesthouse di Hongik, saya lebih memilih menggunakan AREX atau Airport Express yang langsung terintegrasi dengan Metro Subway atau Seoul MRT. Ada 2 jenis AREX disini yaitu Express dan Non Express/Commuter. Untuk AREX yang Express tidak berhenti di beberapa station, karena berangkat dari Incheon Airport langsung menuju ke pemberhentian terakhir Seoul Station (yang terkoneksi MRT Line 1,4 dan Gyeongbu Line), karena saya akan berhenti di Hongik University Station maka saya memilih yang Non-Express/ Commuter AREX.
Sumber: http://www.airport.kr
Sumber: TripAdvisor
Gambar diatas adalah Gate berwarna biru jika kita ingin menggunakan Express AREX dan di sisi sebaliknya untuk yang AREX Non-Express/Commuter tandanya Gate diberi warna Orange.
Gambar diatas adalah Tiket AREX dan slip pembelian tiket yang dapat dibeli di depan gate menggunakan mesin otomatis, pilih menu berbahasa inggris dan pilih stasiun tempat kita berhenti. Jangan khawatir jika tidak punya uang pas, karena kembalian akan dikeluarkan di mesin tersebut. Tarif sampai di Hongik University Station sebesar 4.450 Won atau sekitar Rp.41.000 perjalanan ini memakan waktu sekitar 50 menit.
Sekitar jam 09:30 saya sampai di Hongik University Station, sesuai petunjuk Guesthouse bahwa saya diharuskan keluar di EXIT nomor 2 untuk menuju hostel. Sebelum saya menuju hostel saya teringat harus membeli T-Money (Kartu MRT "Multiple Journey"), karena jika membeli "Single Journey" Tiket yang hanya untuk sekali pakai pasti banyak membuang waktu, karena kita harus meluangkan waktu untuk membeli tiket dan refund tiket. Jika lancar mungkin gak terlalu berpengaruh tapi kalau harus mengantri panjang di mesin tiket otomatis tentunya banyak merugikan waktu kita. Sebagai info tambahan tempat saya menginap "Seoulwise Guesthouse" menyediakan T-Money untuk dipinjamkan bagi yang tidak ingin membeli kartu ini, kurang tahu harus berapa biaya sewa kartunya, karena saya sengaja membeli tiket ini untuk disimpan sebagai kenang kenangan ... hehe.
Tips: Jika bingung dengan petunjuk menuju hostel yang hanya berupa peta 2 dimensi, saya biasanya menggunakan google maps dengan fitur map 3 dimensinya dimana kita bisa langsung melihat tempat tujuan secara virtual sehingga membuat kita lebih familiar dengan tempat tersebut dan tidak membingungkan saat mencari lokasi hostel di lokasi sebenarnya.
Seoulwise Guesthouse, inilah nama tempat tinggal saya. Guesthouse ini sangat mudah dicari dan dekat dengan stasiun MRT. Mr. Young pemilik guesthouse ini orangnya sangat ramah. Waktu itu saya tiba jam 10:00 pagi dan waktu check-in tentunya masih lama tetapi beliau sudah mengijinkan check-in. Kondisi guesthouse yang bersih dan nyaman ini membuat kita betah tinggal disini. Pada saat masuk guesthouse kita diharuskan melepaskan sepatu atau sandal dan menggantinya dengan sandal yang disediakan. Setelah menyelesaikan sisa pembayaran sewa guesthouse sebesar 19.800 won atau sekitar Rp.180.000 saya langsung membawa tas ke kamar.
Sebelum menuju kamar Mr.Young memberikan petunjuk menggunakan berbagai alat alat rumah tangga yang ada di guesthouse. Karena ini adalah guesthouse maka semua perabotan rumah tangga tersedia (seperti Dispenser, Coffee Maker, Microwave, Mesin cuci dan lainnya) untuk digunakan seluruh penghuni guesthouse secara bersama-sama. Kamar yang saya gunakan berada dilantai 2 dan merupakan kamar dormitory yang berisi 4 orang (Mixed dormitory), kebetulan saat itu penghuninya hanya baru saya saja jadi berasa private room ... hehe. beginilah kondisi didalam kamar. Seoulwise guesthouse memiliki website sendiri disini dan facebook fanpage disini.
Jam 10:30 langsung bergegas menuju ke Gyeongbokgung Palace, Istana kerajaan Korea yang merupakan salah satu destinasi wajib bagi para turis yang berkunjung ke Korea. Saat hendak keluar guesthouse, Mr. Young menyarankan agar tidak mengunjungi semua Palace/Istana karena menurutnya semua nya sama saja dan mungkin akan membosankan. Dia menyarankan hanya mengunjungi palace yang terkenal saja yaitu Gyeongbokgung dan sisa waktunya bisa mengunjungi Bukchon hanok village. Memang bagi saya membosankan mengunjungi istana kerajaan seperti ini, karena rata rata mirip mirip seperti Forbidden City di Beijing, tapi bagi yang tertarik dengan sejarah korea mungkin hal ini tentunya tidak membosankan bahkan sebaliknya.
Saya membeli Kartu Multiple Journey atau T Money di GS25 yang kebetulan dekat dengan guesthouse dan mengisinya di Hongik University MRT Station senilai 50.000 won atau sekitar Rp.450.000,- mungkin agak kebanyakan waktu mengisinya karena saya pikir kalau isi 10.000 tidak cukup dan harus mengisi lagi jika kehabisan, lalu 30.000 won ditolak karena uang saya pecahan 50.000 won karena mesin ini tidak bisa mengeluarkan kembalian, makanya saya pilih 50.000 saja sekalian. Sebenarnya bisa kalau mau isi 30.000 won kalau punya pecahan 10.000 won sebanyak 3 lembar, tapi harus 3 kali proses isi ulang kartunya. Sampai sekarang dikartu T-Money saya masih sisa sekitar 18.000 won, jadinya mubazir... hehe
Gyeongbokgung palace, untuk menuju ke tempat ini menggunakan MRT dari Hongik University Station Transfer di Euljiro-3(sam)-Ga Station lalu berhenti di Gyeongbokgung Station, lalu keluar di Exit 5. Jalur keluar subway di Exit 5 ditandai dengan nuansa terowongan ala kerajaan Korea.
Hari ini sepertinya akan menjadi hari tanpa dokumentasi. Ternyata saya tidak membawa memory card untuk kamera, alhasil menelusuri gyeongbokgung palace dan mengabadikannya hanya menggunakan kamera dari blackberry saja.
Sebelum masuk Gyeongbokgung palace saya berjalan jalan menelusuri sekitar Gyeongbokgung palace, seperti Cheonggyecheon River dan Gwanghwamun Square. Disana terdapat patung King Sejong yang terkenal sekali karena jasanya memperkenalkan tulisan Hangeul bagi orang korea.
Menikmati Pizza ala Korea di sekitar Gwanghwamun Square, bentuknya seperti bala-bala atau bakwan kalo di Indonesia hanya saja ini bentuknya tipis dan disajikan dengan kuah asam manis seperti kuah empek empek dengan harga yang lumayan mahal 4.000 won sekitar Rp. 36.000,- . lumayan untuk ganjal perut karena dari pagi belum sarapan. Air didalam botol minum pun sudah habis, saya membeli air mineral ukuran 500ml seharga 1.000 won atau sekitar Rp.9.000,- cukup mahal ternyata harga air mineral di korea.
Setelah menikmati suasana di luar Gyeongbokgung Palace akhirnya masuk ke Gyeongbokgung Palace tentunya, saya membeli tiket hanya untuk satu palace saja. Tiket ada dua jenis yaitu tiket gabungan untuk 4 palace dan Kuil Jongmyo (Jongmyo Shrine) seharga 10.000 won atau sekitar Rp.90.000 dan Single tiket hanya Gyeongbokgung Palace saja, sesuai saran Mr. Young hanya memilih 1 palace saja karena memang waktu yang tidak memungkinkan jika harus menelusuri semua palace karena beberapa palace tidak berada di lokasi yang sama. Harga tiket hanya Gyeongbokgung palace saja adalah 3.000 won atau sekitar Rp.27.000,-
Gyeongbokgung Palace menyediakan free tour guide untuk turis, jadwal nya bisa dilihat pada gambar diatas. Tour menggunakan petunjuk suara dengan media player portable + headphone juga disediakan, tapi biayanya saya tidak tahu karena kebetulan saya tidak memfoto informasi harganya.
Saya masuk kedalam palace sekitar jam 13:00, setelah kurang lebih hampir 1,5 jam melihat seisi istana tersebut, saya berpikir harus membeli memory card kamera. Tidak terlihat mall atau toko kamera di sekitar Gwanghwamun Square lalu saya bertanya kepada Mr. Young pemilik guesthouse dimana saya dapat membeli memory card via Email. menunggu sekitar 10menit belum dibalas, karena tidak ingin membuang waktu juga saya putuskan untuk menuju ke Masjid di daerah Itaewon terlebih dahulu.
Seoul Central Mosque adalah satu satunya masjid yang ada di kota Seoul, menurut beberapa orang, masjid ini akan ramai dikunjungi pada saat Shalat Jum'at. Untuk menuju masjid ini sangatlah mudah, setelah sampai di Itaewon Station ambil jalan keluar Exit 3 lalu selanjutnya bisa mengikuti petunjuk peta dibawah ini.
sumber peta Googlemaps
Jalan masuk agak menanjak untuk menuju ke Masjid
Naik ke atas melalui jalan menanjak ini
Seoul Central Mosque
Jam 16:30 kembali menuju ke Itaewon Station, saat perjalanan balik menuju MRT Station saya membeli Kebab yang terlihat begitu ramai antriannya, karena merasa tertarik akhirnya saya membeli kebab tersebut dengan daging Lamb/Domba rasa pedas seharga 5.000 won atau Rp.45.000 rasanya lumayan cuma mungkin memang karena daging domba, bau domba nya agak menyengat.
Setelah melihat blackberry ternyata ada balasan email dari Mr. Young pemilik Guesthouse, menurutnya memory card bisa dibeli di toko buku Kyobo Bookstore di dekat Gwanghwamun Station. Saya bergegas menuju Kyobo bookstore, karena memang letak akses pintu toko buku ini turun kebawah searah pintu masuk menuju subway Gwanghwamun Station sehingga saya tidak melihat bahwa disini ada toko buku besar padahal sebelumnya sudah melewati tempat ini. Dari depan sekilas hanya sebuah gedung tinggi bernama Kyobo saja yang terlihat. Harga memory card 8GB merk Imation dijual dengan harga 7.900 won atau sekitar Rp.72.000,- sama dengan di jakarta untuk pasaran memory card jenis standard. Sedangkan merk Sandisk dijual dengan harga lumayan hampir dua kali lipat untuk kapasitas yang sama.
Saya membeli air mineral di 7Eleven, kebetulan ada promosi air mineral merk Lotte ukuran 500ml beli 1 gratis 1, dengan harga 700 won, lumayan dapat air minum yang murah. Sekalian mencari makanan karena perut rasanya sudah keroncongan dan jam sudah menunjukkan jam 18:00, sampai akhirnya ketemu KFC. Harga paket KFC burger dengan kentang dan minuman soda ukuran kecil ini rasanya terlalu mahal, 6.500 won atau sekitar Rp. 60.000. Sehabis makan jangan lupa mengembalikan nampan di tempat yang di sediakan serta membuang sampah sisa makanan kita ke tempat sampah, karena di sini tidak ada pelayan yang akan membersihkan meja.
Setelah kenyang saya menghabiskan waktu disekitar Kyobo bookstore, Gwanghwamun square hingga malam. Sebelum balik ke guesthouse saya survey keadaan di Seoul Express bus terminal yang berada dekat Gangnam area, karena station ini banyak terhubung kebeberapa line subway sehingga agak sulit mencari petunjuk menuju Express Bus Terminal. Dari Gyeongbokgung Station saya langsung menuju Express bus terminal Station yang merupakan Line 3. Setelah melihat beberapa petunjuk menuju terminal, membuat saya jelas tentang lokasi Express Bus Terminal dan Loket tempat pembelian tiket. Setelah itu langsung balik menuju guesthouse.
Sampai di guesthouse sekitar jam 21:00 segera beres beres isi tas, karena check-out besok sekitar jam 5:30 harus segera naik MRT untuk menuju terminal bis express. Selesai berberes segera mandi, lalu rehat sejenak sebelum mata ngantuk lihat facebook melalui tablet, untungnya disediakan free wifi sehingga biaya internet roaming kartu XL saya yang berada di tablet tersebut tidak harus digunakan akhirnya bisa menghemat biaya lagi. Karena Tablet Android pas dinyalakan akan segera terkoneksi dengan internet, makanya segera keluarkan terlebih dahulu Simcard yang ada di tablet agar tidak langsung menyambung koneksi internet roamingnya. Btw di guesthouse ini disediakan komputer yang bisa akses internet untuk digunakan secara gratis. Mata pun semakin lama semakin tidak kuat... hingga memaksa saya untuk tidur. Mungkin kalau di jakarta baru sekitar jam 9 malam, tetapi karena perjalanan hari ini hampir sebagian besar diisi dengan berjalan kaki seharian menjadikan lelah luarbiasa.
Beberapa link yang berguna:
1. Menghitung lama perjalanan Seoul MRT dari satu station ke station lain dengan virtual MRT Map
2. Website resmi Korea Tourism klik disini
3. Informasi tentang Bandara International Incheon ada disini
4. Informasi mengenai Gyeongbokgung palace
5. Harga nilai tukar Won to Rupiah disini
6. Google Maps Peta Korea
7. Download Peta Seoul MRT
Total Pengeluaran untuk Hari - 1 (dalam Rp.) :
Keterangan | Pengeluaran (Rp.) |
---|---|
Airport Tax Bandara Soetta | Rp. 150.000 |
Kereta AREX Commuter | Rp. 41.000 |
Bayar Guesthouse | Rp. 180.000 |
Membeli Kartu T-Money | Rp. 27.000 |
Isi T-Money Card | Rp. 450.000 |
Pizza Ala Korea 1 | Rp. 36.000 |
Air Mineral | Rp. 9.000 |
Tiket Masuk Gyeongbokgung | Rp. 27.000 |
Kebab | Rp. 45.000 |
Memory Card 8GB | Rp. 72.000 |
Makan di KFC | Rp. 60.000 |
Air Mineral | Rp. 6.300 |
TOTAL : | Rp. 1.103.300 |
Hari ke - 2>>
2 komentar:
saya minggu depan akan transit selama 10 jam di Seoul, karena akan lanjut ke Canada. kira2 jarak dari airport ke tempat wisata dan balik lagi ke airport memungkinkan gak?kesalah satu tempat aja sih...
a recomended place that is good for holidays, what kind of badges do we provide brothe
Post a Comment